Label

Rabu, 23 Maret 2016

Biografi Fatmawati Soekarno


Biografi Fatmawati Soekarno
Siapa yang tidak mengenal Fatmawati Soekarno, beliau merupakan Ibu Negara Pertama dari Presiden Pertama Indonesia yaituPresiden Soekarno dan juga dikenal sebagaipenjahit bendera pusaka yang dikibarkan pada saat proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.Fatmawati Soekarno lahir pada hari Senin, 5 Pebruari 1923 Pukul 12.00 Siang di Kota Bengkulu, sebagai putri tunggal keluarga H. Hassan Din dan Siti Chadidjah. Masa kecil Fatmawati penuh tantangan dan kesulitan, akibat sistem kolonialisme yang dijalankan oleh Pemerintah Hindia Belanda. Ayahandanya, Hassan Din semula adalah pegawai perusahaan Belanda, Bersomij di Bengkulu. Tetapi karena tidak mau meninggalkan kegiatannya sebagai anggota Muhammadiyah, ia kemudian keluar dari perusahaan itu. Setelah itu, Hassan Din sering berganti usaha dan berpindah ke sejumlah kota di kawasan Sumatera Bagian Selatan.

Tidak banyak diketahui orang bahwa sebenarnya Fatmawati merupakan keturunan dari Kerajaan Indrapura Mukomuko. Sang ayah Hassan Din adalah keturunan ke-6 dari Kerajaan Putri Bunga Melur. Putri Bunga Melur bila diartikan adalah putri yang cantik, sederhana, bijaksana. Tak heran bila Fatmawati mempunyai sifat bijaksana dan mengayomi. Jalinan cinta antara Bung Karno dan Fatmawti pada awalnya membutuhkan perjuangan yang sangat berat. Demi memperoleh Fatmawati yang begitu dicintainya Bung Karno dengan perasaan yang sangat berat terpaksa harus merelakan kepergian Bu Inggit, sosok wanita yang begitu tegar dan tulusnya mendampingi Bung Karno dalam perjuangan mencapai Indonesia Merdeka. Pahit getir sebagai orang buangan (tahanan Belanda) sering dilalui Bung Karno bersama Bu Inggit. Namun sejarah berkata lain. Perjalanan waktu berkehendak lain, kehadiran Fatmawati diantara Bung Karno dan Bu Inggit telah merubah segalanya.
Biografi Fatmawati Soekarno
Soekarno dan Fatmawati
Pada tahun 1943 Bung Karno menikahi Fatmawati, dan oleh karena Fatmawati masih berada di Bengkulu, sementara Bung Karno sibuk dengan kegiatannya di Jakarta sebagai pemimpin Pusat Tenaga Rakyat (Putera), pernikahan itu dilakukan dengan wakil salah seorang kerabat Bung Karno, Opseter Sardjono. Pada 1 Juni 1943, Fatmawati dengan diantar orang tuanya berangkat ke Jakarta, melalaui jalan darat, sejak itu Fatmawati mendampingi Bung Karno dalam perjuangan mencapai kemerdekaan Indonesia. Perjalanan sepasang merpati penuh cinta ini, akhirnya dikaruniai lima orang putra-putri: Guntur, Mega, Rachma, Sukma, dan Guruh. Belum genap mereka mengarungi bahtera rumah tangga, Sukarno tak kuasa menahan gejolak cintanya kepada wanita lain bernama Hartini. Inilah salah satu pangkal sebab terjadinya perpisahan yang dramatis antara Sukarno dan Fatmawati.

Hari Jumat di bulan Ramadhan, pukul 05.00 pagi, fajar 17 Agustus 1945 memancar di ufuk timur kala, embun pagi masih menggelantung di tepian daun, para pemimpin bangsa dan para tokoh pemuda keluar dari rumah Laksamana Maeda, dengan diliputi kebanggaan setelah merumuskan teks Proklamasi hingga dinihari. Mereka, telah sepakat untuk memproklamasikan kemerdekaan bangsa Indonesia hari itu di rumah Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta, pada pukul 10.00 pagi. Tepat pukul 10.00, dengan suara mantap dan jelas, Soekarno membacakan teks proklamasi, pekik Merdeka pun berkumandang dimana-mana dan akhirnya mampu mengabarkan Kemerdekaan Indonesia ke seluruh dunia.

Kalau ada yang bertanya, apa peran perempuan menjelang detik-detik proklamasi kemerdekaan? Tentu kita akan teringat dengan sosok Fatmawati, istri Bung Karno. Dialah yang menjahit bendera Sang Saka Merah Putih. Setelah itu, ada seorang pemudi Trimurti yang membawa nampan dan menyerahkan bendera pusaka kepada Latief Hendraningrat dan Soehoed untuk dikibarkan. Dan, semua hadirin mengumandangkan lagu Indonesia Raya di Jalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta. Pada hari itu, Ibu Fatmawati ikut dalam upacara tersebut dan menjadi pelaku sejarah Kemerdekaan Indonesia.

Salah satu butir keputusan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) dalam sidangnya tanggal 19 Agustus 1945 adalah memilih Bung Karno dan Moh. Hatta sebagai Presiden dan Wakil Presiden Pertama Republik Indonesia. Pada tanggal 4 Januari 1946 pusat pemerintahan Indonesia dipindahkan ke Yogyakarta karena keadaan Jakarta dirasakan makin tidak aman, menyusul hadirnya tentara NICA yang membonceng kedatangan tentara sekutu.

Ibu Fatmawai dan Bung Karno tidak pernah merayakan ulang tahun perkawinan, Jangankan kawin perak atau kawin emas, ulang tahun pernikahan ke-1, ke-2 atau ke-3 saja tidak pernah. Sebabnya tak lain karena keduanya tidak pernah ingat kapan menikah. Ini bisa dimaklumi karena saat berlangsungnya pernikahan, zaman sedang dibalut perang. Saat itu Perang Dunia II sedang berkecamuk dan Jepang baru datang untuk menjajah Indonesia.

"Kami tidak pernah merayakan pernikahan perak atau pernikahan emas. Sebab kami anggap itu soal remeh, sedangkan kami selalu dihadapkan pada persoalan-persoalan besar yang hebat dan dahsyat," begitu cerita Ibu Fatmawati di buku Bung Karno Masa Muda, terbitan Pustaka Antar Kota, 1978.

Kehidupan pernikahan Bung Karno dan Fatmawati memang penuh dengan gejolak perjuangan. Dua tahun setelah keduanya menikah, Indonesia mencapai kemerdekaan. Tetapi ini belum selesai, justru saat itu perjuangan fisik mencapai puncaknya. Bung Karno pastinya terlibat dalam setiap momen-momen penting perjuangan bangsa. Pasangan ini melahirkan putra pertamanya yaitu Guntur Soekarnoputra. Guntur lahir pada saat Bung Karno sudah berusia 42 tahun. Berikutnya lahir Megawati, Rachmawati, Sukmawati, dan Guruh. Putra-putri Bung Karno dikenal memiliki bakat kesenian tinggi. Hal itu tak aneh mengingat Bung Karno adalah sosok pengagum karya seni, sementara Ibu Fatmawati sangat pandai menari.

Biografi Fatmawati Soekarno

Di kota gudeg itu, Ibu Fatmawati mendapatkan banyak simpati, karena sikapnya yang ramah dan mudah bergaul dengan berbagai lapisan masyarakat. Sebagai seorang Ibu Negara, Ibu Fatmawati kerap mendampingi Bung Karno dalam kunjungan ke berbagai wilayah Republik Indonesia untuk membangkitkan semangat perlawanan rakyat terhadap Belanda dan mengikuti kunjungan Presiden Soekarno ke berbagai Negara sahabat. Peran serta wanita dalam pembangunan telah ditunjukkan Ibu Fatmawati, beliau sering melakukan kegiatan social, seperti aktif melakukan pemberantasan buta huruf, mendorong kegiatan kaum perempuan, baik dalam pendidikan maupun ekonomi. Pada tahun 14 Mei 1980 ia meninggal dunia karena serangan jantung ketika dalam perjalanan pulang umroh dari Mekah yang lalu dimakamkan di Karet Bivak, Jakarta. Kata-kata terakhir beliau sebelum meninggal waktu itu :
 ....Datang ke Mekah sudah menjadi pendaman cita-citaku. Saban hari aku melakukan zikir dan mengucapkan syahadat serta memohon supaya diberi kekuatan mendekat kepada Allah. Juga memohon supaya diberi oleh Tuhan, keberanian dan melanjutkan perjuangan fi sabilillah. Aku berdo’a untuk cita-cita seperti semula yaitu cita-cita Indonesia Merdeka. Jangan sampai terbang Indonesia Merdeka.
Rumah Sakit Fatmawati pada mulanya bernama Rumah Sakit Ibu Soekarno, terletak di Kelurahan Cilandak Barat, Kecamatan Cilandak, Wilayah Jakarta Selatan, Didirikan pada tahun 1954 oleh Ibu Fatmawati Soekarno. Semula direncanakan untuk dijadikan sebuah Sanatorium Penyakit Paru-paru bagi anak-anak. Pada tanggal 15 April 1961 penyelenggaraan dan pembiayaan rumah sakit diserahkan kepada Departemen Kesehatan sehingga tanggal tersebut ditetapkan sebagai hari jadi RS Fatmawati. Dalam perjalanan RS Fatmawati, tahun 1984 ditetapkan sebagai Pusat Rujukan Jakarta Selatan dan tahun 1994 ditetapkan sebagai RSU Kelas B Pendidikan.

Di Kota Bengkulu, sebagai kota kelahiran Ibu Fatmawati, Pemerintah Daerah beserta seluruh elemen memberikan apresiasi terhadap Ibu Fatmawati. Sebagai bentuk penghargaan dan sekaligus untuk mengenang Ibu Fatmawati, maka pada tanggal 14 Nopember 2001, Bandar Udara Padang Kemiling diubah menjadi Bandar Udara Fatmawati. Perubahan nama Bandar udara ini diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri. Perjuangan Ibu Fatmawati selama masa sebelum kemerdekaan dan sesudah kemerdekaan diakui oleh Pemerintah Pusat, melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 118/TK/2000 tanggal 4 Nopember 2000 oleh Presiden Abdurrahman Wahid, maka Pemerintah Republik Indonesia memberikan gelar Pahlawan Nasional kepada Ibu Fatmawati.

Itulah informasi singkat mengenai biografi fatmawati soekarno yang merupakan istri dari Presiden Soekarno, semoga infomasi ini dapat bermanfaat bagi pembaca biografiku.com sekalian.

Sumber:  100%

Biografi Mohammad Natsir - Pahlawan Indonesia


Biografi, Mohammad Natsir, Pahlawan Indonesia, Tokoh Indonesia, Profil
Beliau dikenal sebagai negarawan ataupun sebagai tokoh pergerakan islam pada saat sebelum dan sesudah Indonesia Merdeka. Ia merupakan tokoh Indonesia yang paling sederhana sepanjang masa. Artikel kali ini akan mengangkat tentang biografi Mohammad Natsiryang merupakan salah satu Pahlawan Indonesiadan juga tokoh penting dalam sejarah bangsa Indonesia. Mohammad Natsir lahir di Alahan Panjang, Lembah Gumanti, kabupaten Solok, Sumatera Barat tepatnya pada tangga 17 Juli 1908 ia merupakan anak dari pasangan Mohammad Idris Sutan Saripado serta Khadijah. Ia mempunyai 3 orang saudara kandung, yang bernama Yukinan, Rubiah, serta Yohanusun. Jabatan ayahnya yaitu pegawai pemerintahan di Alahan Panjang, sedang kakeknya adalah seorang ulama. Ia nantinya akan menjadi pemangku kebiasaan atau adat untuk kaumnya yang berasal Maninjau, Tanjung Raya, Agam dengan gelar Datuk Sinaro nan Panjang. 

Natsir mulai mengenyam pendidikan selama dua tahun di Sekolah Rakyat Maninjau, kemudian ke Hollandsch-Inlandsche School (HIS) di Padang. Selama beberapa bulan bersekolah disana ia kemudian pindah ke Solok dan dititipkan dirumah saudagar yang bernama Haji Musa. Tak hanya belajar di HIS di Solok pada siang hari, ia juga belajar pengetahuan agama Islam di Madrasah Diniyah saat malam hari. Ia kemudian pindah setelah tiga tahun ke HIS di Padang bersama-sama kakaknya. Kemudian tahun 1923, ia meneruskan pendidikannya di Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) lalu kemudian ia pubn bergabung dengan perhimpunan-perhimpunan pemuda seperti Pandu Nationale Islamietische Pavinderij serta Jong Islamieten Bond. Sesudah lulus dari MULO, ia selanjutnya pindah ke Bandung untuk belajar di Algemeene Middelbare School (AMS) sampai tamat pada tahun 1930. Di tahun 1928 hingga 1932, ia kemudian menjadi ketua Jong Islamieten Bond (JIB) Bandung. Ia juga jadi pengajar setelah menerima pelatihan sebagai guru selama dua tahun di perguruan tinggi. Ia yang sudah memperoleh pendidikan Islam di Sumatera Barat pada mulanya juga memperdalam pengetahuan agamanya di Bandung, termasuk juga dalam bidang tafsir Al-Qur'an, hukum Islam, serta dialektika. Kemudian di tahun 1932, Natsir berguru pada Ahmad Hassan, yang nantinya akan menjadi tokoh organisasi Islam Persatuan Islam. 

Mohammad Natsir banyak bergaul dengan pemikir-pemikir Islam, seperti Agus Salim, sepanjang pertengahan 1930-an, ia serta Salim selalu bertukar pikiran perihal kaitan Islam dengan negara demi masa depan pemerintahan Indonesia yang di pimpin Soekarno. Pada 20 Oktober 1934, Natsir menikah dengan Nurnahar di Bandung. Dari pernikahan itu, Natsir dikaruniai enam anak. Natsir juga di ketahui banyak menguasai bahasa asing, seperti Inggris, Belanda, Perancis, Jerman, Arab, serta Spanyol. Natsir juga mempunyai kesamaan hoby serta mempunyai kedekatan dengan Douwes Dekker, yaitu bermain musik. Natsir sangat menyukai memainkan biola serta Dekker yang menyukai bermain gitar. Mohammad Natsir juga kerap bicara dengan menggunakan bahasa Belanda dengan Dekker serta kerap mengulas musik sekelas Ludwig van Beethoven serta novel sekelas Boris Leonidovich Pasternak, novelis kenamaan Rusia pada saat itu. Kedekatannya dengan Dekker, mengakibatkan Dekker ingin masuk Masyumi. Ide-ide Natsir dengan Dekker perihal perjuangan, demokrasi, serta keadilan memanglah searah dengan Natsir. 

Di tahun 1938, ia kemudian bergabung dengan Partai Islam Indonesia, serta diangkat menjadi pimpinan untuk cabang Bandung dari tahun 1940 hingga 1942. Ia juga bekerja dengan posisi sebagai Kepala Biro Pendidikan Bandung hingga 1945. Sepanjang pendudukan Jepang, ia memilih bergabung dengan Majelis Islam A'la Indonesia (Yang kemudian menjadi Majelis Syuro
Muslimin Indonesia atau Masyumi), serta diangkat sebagai ketua dari 1945 hingga saat Masyumi serta Partai Sosialis Indonesia dibubarkan oleh Presiden Soekarno pada tahun 1960. Sesudah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, ia kemudian menjadi anggota Komite Nasional Indonesia Pusat. Sebelum diangkat sebagai perdana menteri, sebelumnya Mohammad Natsir menjabat sebagai menteri penerangan. 

Pada tanggal 3 April 1950, ia mengajukan Mosi Integral Natsir dalam sidang pleno parlemen.Mohammad Hatta yang menjabat sebagai Wakil Presiden Indonesia pada waktu itu mendorong keseluruhan pihak untuk berjuang dengan tertib dan sangat merasa terbantu dengan adanya mosi ini. Mosi ini memulihkan keutuhan bangsa Indonesia dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang pada mulanya berupa serikat, hingga kemudian Mohammad Natsir diangkat sebagai perdana menteri oleh Presiden Soekarno pada 17 Agustus 1950. Mohammad Natsir kemudian mengkritik Soekarno bahwasanya dia kurang mencermati kesejahteraan diluar Pulau Jawa. Lantaran kritiknya ini yang dilancarkan kepada soekarno hingga akhirnya Mohammad Natsir mengundurkan diri. 

Pemerintah Indonesia waktu itu, baik yang di pimpin oleh Soekarno ataupun Soeharto, keduanya sama-sama menuding Mohammad Natsir sebagai pemberontak serta pembangkang, dari tudingan itu membuatnya dipenjarakan. Oleh negara-negara lain, Natsir benar-benar dihormati serta dihargai, penghargaan yang dianugerahkan kepadanya pun amat banyak. Mohammad Natsir diakui oleh Dunia Islam sebagai pahlawan lintas bangsa serta negara. Bruce Lawrence mengatakan bahwasanya Natsir adalah politisi yang paling menonjol yang membantu pembaruan Islam. Di tahun 1957, Mohammad Natsir menerima bintang Nichan Istikhar (Grand Gordon) dari Raja Tunisia, Lamine Bey atas jasanya menolong perjuangan kemerdekaan rakyat Afrika Utara. Penghargaan internasional yang lain yakni Jaa-izatul Malik Faisal al-Alamiyah pada di tahun 1980, serta penghargaan dari sebagian ulama serta pemikir populer seperti Syekh Abul Hasan Ali an-Nadwi serta Abul A'la Maududi. 
Biografi, Mohammad Natsir, Pahlawan Indonesia, Tokoh Indonesia, Profil
Pada tahun 1980, Natsir dianugerahi penghargaan Faisal Award dari Raja Fahd Arab Saudi lewat Yayasan Raja Faisal di Riyadh, Arab Saudi. Ia memperoleh gelar doktor kehormatan dalam bidang politik Islam dari Kampus Islam Libanon pada tahun 1967. Pada tahun 1991, ia kemudian memperoleh dua gelar kehormatan, yakni dalam bidang sastra dari Universitas Kebangsaan Malaysia serta dalam bidang pemikiran Islam dari Universitas Sains Malaysia. Mohammad Natsir wafat pada 6 Februari 1993 di Jakarta, serta dimakamkan satu hari kemudian. Soeharto enggan memberikan gelar pahlawan pada salah satu " bapak bangsa " ini. Kemudian pada masa pemerintahan B. J. Habibie, dia diberi penghargaan Bintang Republik Indonesia Adipradana.

Sepanjang hidupnya Mohammad Natsir dikenal tidak mempunyai pakaian bagus, jasnya pun banyak tambalan. Dia dikenang sebagai menteri yang tidak mempunyai rumah serta menampik di beri hadiah mobil elegan. Mohammad Natsir disebutkan menampik mobil Chevrolet Impala ketika diberikan. Walau sebenarnya, di tempat tinggalnya dia cuma mempunyai mobil tua merk De Soto. Itulah Artikel mengenai biografi Mohammad Natsir yang dikenal sebagai pahlawan bangsa Indonesia dan juga Tokoh penting dalam sejarah bangsa Indonesia. Semoga Biografi ini bisa bermanfaat dan memberi inspirasi bagi Pembaca. sumber: Biografiku.com

Biografi Tuanku Imam Bonjol - Pahlawan Nasional Dari Minangkabau

Biografi Tuanku Imam Bonjol - Pahlawan Nasional Dari Minangkabau

Biografi Tuanku Imam Bonjol - Pahlawan Nasional Dari Minangkabau
Profil dan Biografi Tuanku Imam Bonjol.Beliau dikenal sebagai salah satu pahlwawan nasional yang berasal dari minangkabau di Sumatera. Tuanku Imam Bonjol diketahui lahir pada tahun 1772 di Bonjol. Beliau memiliki ayah bernama Bayanuddin dan ibu bernama Hamatun. Ayah Tuanku Imam Bonjol terkenal sebagai seorang alim ulama asal Sungai Rimbang, Suliki, Lima Puluh Kota. Nama asli dari Tuanku Imam Bonjol adalah Muhammad Shahab, namun ketika dewasa, banyak gelar diberikan kepada Muhammad Shahab yaitu Tuanku Imam, Malin Basa dan Peto Syarif. Ada salah seorang pemimpin dari Kamang yang bernama Tuanku Nan Renceh, ia merupakan Pemimpin Harimau Nan Salapan kemudian menunjuk Muhammad Shahab sebagai seorang imam atau lebih dikenal sebagai pemimpin untuk kaum padri di Bonjol. Sehingga dari situ ia kemudian lebih dikenal sebagai Tuanku Imam Bonjol.

Tuanku Imam Bonjol terkenal ketika perlawanannya melawan penjajah Belanda dalam perang Padri. Perang Padri merupakan perang terlama yang berlangsung dari tahun 1803 hingga 1838 yang melibatkan sesama orang Minang dan Mandailing atau Batak. Awalnya memang perang tersebut bisa dikatakan sebagai perang saudara di Sumatera, Perang tersebut terjadi karena timbulnya pertentangan antara kaum padri yang terkenal dari kalangan ulama dengan kaum ada yang merupakan masyarakat dari kerajaan pagaruyung. Kaum Padri sebenarnya menginginkan agar hukum di daerahnya dijalankan sesuai dengan syariat Islam yang berpegang teguh pada Alquran dan Sunnah Nabi Muhammad SAW, mengingat masyarakat disana masih memiliki kebiasaan buruk seperti perjudian, penyabungan ayam, penggunaan madat, minuman keras serta hukum yang terlalu longgar, padahal masyarakat disana sudah banyak yang memeluk Islam. Tidak adanya kesepakatan antara kaum Padri dan kaum ada sehingga meletuslah perang Padri yang terkenal.

Awalnya perang padri melibatkan kaum padri yang dipimpin oleh Tuanku Pasaman. Tuanku Pasaman kemudian menyerang kaum adat yang dipimpin oleh Sultan Arifin Muningsyah. Serangan pertama di Pagaruyung terjadi pada tahun 1815 dan kemudian pertempuran selanjutnya pecah di Koto Tengah dekat Batu Sangkar. Pertempuran ini kemudian membuat Sultan Arifin Muningsyah terdesak dan terpaksa melarikan diri dari kerajaanya di Lubukjambi. 
Biografi Tuanku Imam Bonjol - Pahlawan Nasional Dari Minangkabau
Lukisan Perang Padri
Tuanku Imam Bonjol Memimpin Perang Padri
Akibat terdesaknya kaum adat ketika itu sehingga mereka kemudian meminta bantuan Belanda, secara resmi kemudian Belanda membantu kaum adat untuk berperang melawan kaum Padri melalui
Advertisement
sebuah perjanjian yang ditandatangani pada tahun 1821 di Padang. Isi perjanjian tersebut menyebutkan bahwa Belanda akan mendapatkan penguasaan wilayah di pedalaman Minangkabau. Perjanjian tersebut dihadiri oleh Sultan Tangkal Alam Bagagar. Adanya campur tangan Belanda membantu kaum adat melawan kaum padri membuat situasi semakin rumit. 

Meskipun Belanda turut campur dalam perang Padri tersebut, tetapi Belanda juga cukup kesulitan dalam melawan Kaum Padri yang ketika itu sudah dipimpin oleh Tuanku Imam Bonjol. Belanda yang kesulitan kemudian mengajak Tuanku Imam Bonjol untuk berdamai, hal tersebut kemudian dituangkan dalam perjanjian Masang di tahun 1824. Perjanjian tersebut harus dilakukan oleh Belanda mengingat mereka ketika itu kehabisan dana untuk melakukan perang sebab belanda juga harus memadamkan perang yang terjadi di daerah lain seperti perang Diponegoro. Tetapi perjanjian tersebut tidak berlangsung lama sebab Belanda kemudian menyerang nagari Pandai Sikek. 

Hingga pada tahun 1833, parang Padri kemudian memasuki babak baru, Kaum adat kemudian berbalik bersatu dengan kaum Padri melawan Belanda. Mengingat perang tersebut ternyata hanya menyengsarakan rakyat Minangkabau. Bersatunya Kaum Adat dan Kaum Padri ditandai dengan Plakat Puncak Pato di Tabek Patah.
 ...Adopun hukum Kitabullah banyak lah malampau dek ulah kito juo. Baa dek kalian? (Adapun banyak hukum Kitabullah yang sudah terlangkahi oleh kita. Bagaimana pikiran kalian?)
Kalimat diatas merupakan rasa penyesalan atas tindakan kaum Padri atas sesama orang Minang, Mandailing dan Batak. Belanda kemudian melakukan pengepungan dan penyerangan ke Benteng Kaum Padri. Pengepungan dan penyerangan ini berlangsung selama enam bulan. Agar pengepungan dan penyerangan tersebut berhasil, Belanda terus menerus meminta bantuan pasukan dari Batavia. Hal ini kemudian membuat posisi Tuanku Imam Bonjol menjadi terjepit. Namun Tuanku Imam Bonjol tetap melakukan perlawanan dan tidak mau menyerah.

Akhir Perang Padri dan Penangkapan Tuanku Imam Bonjol
Pada tanggal 16 Agustus 1837 barulah benteng Bonjol dapat dikuasai oleh Belanda setelah lama dikepung. Untuk menangkap Tuanku Imam Bonjol sendiri, Belanda mengajak Tuanku Imam Bonjol untuk berunding di Palupuh pada bulan Oktober 1837. Di tempat itu ia kemudian ditangkap oleh Belanda dan kemudian diasingkan di Cianjur, Jawa Barat. Dari Cianjur, ia kemudian dibawa ke Ambon hingga kemudian dipindahkan di Lotak, Minahasa, dekat Manado. Disana Tuanku Imam Bonjol kemudian meninggal dunia pada tanggal 8 November 1864 dan kemudian dimakamkan ditempat tersebut. 
Biografi Tuanku Imam Bonjol - Pahlawan Nasional Dari Minangkabau
Wajah Tuanku Imam Bonjol pada Uang Lima Ribu.
Pemerintah Indonesia kemudian mengangkat Tuanku Imam Bonjol sebgaai Pahlawan Nasional berkat perjuangannya melawan penjajah Belanda. ia diberi gelar sebagai pahlawan nasional pada tanggal 6 November 1973. Nama Tuanku Imam Bonjol juga banyak diabadikan sebagai nama Jalan, selain itu ia juga digambarkan dalam uang pecahan 5.000 rupiah. Nama Tuanku Imam Bonjol juga banyak digunakan sebagai nama ruang publik seperti stadion dan nama universitas.

Sumber: 100%

Biografi Urip Sumoharjo - Pahlawan Nasional Indonesia


Biografi Urip Sumoharjo - Pahlawan Nasional Indonesia
Biografiku.com - Profil dan Biografi Urip Sumoharjo sebagai Pahlawan Nasional Indonesia. Nama tokoh pahlawan yang satu ini banyak diabadikan sebagai nama jalan dan juga bangunan di banyak wilayah di Indonesia. Jenderal Urip Sumoharjo, semasa hidupnya ia dikenal sebagai Kepala Staf TNI (Tentara Nasional Indonesia) yang pertama pada masa awal kemerdekaan Indonesia. Ia berperan banyak dalam terbentuknya Tentara Nasional Indonesia (TNI) bisa dikatakan ia sebagai salah satu pendiri dari TNI. Beliau lahir pada tanggal 22 Februari 1893 di desa Sindurjan, Purworejo, yang pada waktu itu masih wilayah Hindia Belanda. Saat lahir ia dinamakan Muhammad Sidik yang kemudian waktu kecil diganti dengan nama Urip Sumoharjo. Ayahnya bernama Soemohardjo dan ibunya merupakan putri dari seorang bangswan, Bupati Trenggalek. Urip Sumoharjo memiliki saudara berjumlah lima orang. Semasa kecilnya Urip Sumoharjo dikenal sebagai anak nakal namun ia memiliki kemampuan dalam memimpin.

Profil Masa Kecil Urip Sumoharjo
Urip Sumoharjo kemudian memulai sekolah dasarnya di sekolah khusus suku Jawa, dimana kepala sekolahnya adalah ayahnya sendiri, namun karena kenakalannya, orang tuanya kemudian memasukkan ia di Europese Lagere Meisjesschool atau yang dikenal dengan Sekolah Putri Belanda, harapannya agar kenakalan Urip Sumoharjo dapat hilang dan juga agar ia dapat belajar bahasa Belanda dengan baik. Selama satu tahun disana, kelakuannya kemudian dapat berubah, sehingga ia kemudian dikirim ke Sekolah Putra namun prestasinya tetap buruk.

Kemudian pada tahun 1908, Urip pindah ke Magelang untuk melanjutkan sekolahnya di OSVIA (Opleidingsschool Voor Inlandse Ambtenaren) atau dikenal dengan sekolah pendidikan pegawai negeri dengan harapan agar nanti Urip dapat mengikuti jejak kakeknya sebagai seorang Bupati. Namun kematian ibunya pada tahun 1909, membuat Urip Sumoharjo menjadi depresi dan kemudian lebih banyak menyendiri.

Sebelum lulus dari OSVIA, Urip Sumoharjo membuat keputusan dengan mengikuti akademi militer di Kota Batavia tepatnya di Meester Cornelis. Ayah Urip yakni Soemohardjo sangat tidak setuju dengan keputusan putranya tersebut, ia bahkan membujuk putranya dengan memberikan uang sebesar 1000 Gulden agar putranya kembali bersekolah ke OSVIA. Namun keputusan Urip yang sudah bulat sehingga ayahnya terpaksa menyetujui keputusan Urip.

Urip Sumoharjo Masuk di Akademi Militer KNIL Belanda
Di Akademi militer, Urip lulus pada tahun 1914 dengan pangkat letnan dua di KNIL (Koninklijk Nederlands-Indische Leger). Di KNIL, ia bertugas selama 25 tahun dan berpindah-pindah tempat dalam bertugas, seperti ke Banjarmasin, Borneo, kemudian pindah ke Balikpapan. Selama di kalimantan, dari Balikpapan ia kemudian pindah ke Samarinda, Tarakan hingga ke Malinau. Lama di Kalimantan, ia kemudian pindah ke Jawa, tepatnya di kampung halamannya di Purworejo, kemudian pada tahun 1925, ia ditugaskan ke Magelang memimpin sebuah unit militer KNIL bernama Maréchaussée te Voet.

Di Magelang pula ia kemudian menikah dengan seorang wanita bernama Rohmah Soebroto, putri dari guru bahasa jawa dan Melayu Urip ketika bersekolah. Ia menikah pada tanggal 30 juni 1926. Di Magelang pula ia menggunakan nama ayahnya di belakang namanya yaitu Urip Sumoharjo. Dari Magelang, ia kemudian di tugaskan ke Ambarawa untuk melatih prajurit lokal. Ia naik promosi menjadi seorang kapten.
Biografi Urip Sumoharjo - Pahlawan Nasional Indonesia
Urip Sumoharjo saat masih menjadi perwira KNIL Belanda
Kemudian pada bulan Juli 1928, Urip cuti dari kegiatan militer dan berkeliling Eropa dengan istrinya, kembali dari Eropa ia kemudian di tugaskan di Meester Cornelis. Tak lama disana, ayahnya meninggal dunia dan kemudian di tahun 1933, ia ditugaskan ke padang panjang di pulau sumatera, namun tak lama disana ia kemudian ke Eropa lagi, sekembalinya dari Eropa, ia kemudian naik pangkat sebagai Mayor dan menjadi seorang pribumi petama dengan pangkat tertinggi di KNIL.

Ia di tempatkan di Purworejo, namun karena berselisih dengan bupati disana, ia kemudian akan dipindahkan ke Gembong namun Urip menolak pemindahan tersebut dan memilih untuk keluar dari KNIL dan tinggal di Yogyakarta di rumah mertuanya.

Selama di Yogyakarta, ia banyak menghabiskan waktunya dengan menanam anggrek, di Yogyakarta pula ia kemudian membeli sebuah villa di wilayah Gentan dan tinggal disana. Bersama istrinya, Urip menghabiskan waktunya dalam berkebun bunga dan hidup dari uang pensiunnya sebagai perwira KNIL. Urip Sumoharjo diketahui mengadopsi seorang anak yatim piatu bernama Abby keturunan Belanda dari panti asuhan di Semarang pada tahun 1940.

Hingga kemudian ketika Jerman menginvasi Eropa termasuk Belanda, Urip kemudian kembali ke KNIL dan berangkat ke Bandung di Markas KNIL. Ia kemudian dipindahkan ke Cimahi untuk membangun unit pasukan baru sebagai antisipasi ketika Jepang yang menjadi sekutu Jerman kala itu akan menyerang Hindia Belanda (Indonesia).

Urip Sumoharjo Ditangkap Oleh Jepang
Namun ketika Jepang menguasai Hindia Belanda tahun 1942, Urip Sumoharjo ditangkap dan kemudian dipenjara di kamp tawanan perang di Cimahi. Ia dipenjara selama tiga bulan, setelah bebas ia ditawari untuk membentuk pasukan di bawah naungan Jepang namun Urip Menolak, ia lebih memilih kembali ke rumahnya di Gentan dan melanjutkan kegiatannya dalam berkebun.

Di Villanya, ia banyak dikunjungi oleh perwira-perwira mantan anggota KNIL seperti A.H Nasution yang biasa memberinya kabar mengenai kondisi kependudukan jepang saat itu. Setelah berakhirnya kependudukan Jepang dan Indonesia merdeka pada tanggal 17 agustus 1945, Urip kemudian pindah ke Yogyakarta di rumah mertuanya. di tahun yang sama BKR (Badan Keamanan Rakyat) didirikan oleh pemerintah Indonesia dan Urip diberi tugas memimpin beberapa komandan militer mendesak agar dibentuk sebuah formasi militer nasional. BKR kemudian atas keputusan Presiden Soekarno dan Wakilnya Mohammad Hatta berubah menjadi organisasi
Advertisement
kepolisian.

Menjadi Kepala Staf pertama TKR (Tentara Keamanan Rakyat) Cikal Bakal TNI
Kemudian untuk memperkuat pertahanan nasional, TKR (Tentara Keamanan Rakyat) terbentuk pada tanggal 14 oktober 1945, dan Urip Sumoharjo menjadi Kepala Staf pertama TKR (Cikal Bakal Tentara Nasional Indonesia (TNI)). Di TKR, tugas Urip adalah menyusun persiapan dalam menghadapi serangan Belanda yang diketahui akan merebut kembali Indonesia. Markas TKR kemudian dipusatkan di Yogyakarta.
Biografi Urip Sumoharjo - Pahlawan Nasional Indonesia
Urip Sumoharjo (kiri) Bersama Jenderal Sudirman 
Selama memimpn TKR, Urip berupaya merangkul kembali perwira KNIL yang berasal dari pribumi untuk bergabung dalam TKR. Namun disini muncul kecurigaan dari pada perwira nasionalis lainnya. namun pada tanggal 20 oktober 1945, Urip berada dibawah perintah Menteri Pertahanan namun Urip merasa diawasi sebab latar belakangnya yang berasal dari perwira tinggi KNIL Belanda. 

Meskipun BKR dibawah kendali Urip, namun angkatan perang ini masih banyak yang bersifat kedaerahan dan banyak anggota BKR yang tidak menerima perintah dari pusat sebab para anggota BKR berasal dari tentara PETA (Pembela Tanah Air) yang dibentuk oleh jepang dan bersifat kedaerahan.

Kemudian pada tanggal 12 November 1945, Jenderal Sudirman terpilih sebagai panglima angkatan perang Indonesia mengalahkan Urip yang banyak memiliki pengalaman dibidang militer. Tidak terpilihnya Urip sebagai Panglima angkatan perang karena ia banyak dicurigai oleh perwira lain karena latar belakangnya sebagai bekas perwira tinggi KNIL. Jenderal Sudirman bahkan menawarkkan posisi panglima diisi oleh Urip Sumoharjo namun banyak perwira tinggi menolaknya. tetapi dari hal tersebut Urip Sumoharjo merasa senang sebab ia tak lagi mengurusi angkatan perang.

Namun jenderal Sudirman berketetapan mempertahankan Urip Sumoharjo dalam struktur organisasi militer Indonesia, ia bahkan diangkat sebagai kepala staf dengan pangkat sebagai letnan jenderal. Sebagai kepala staf, Urip bertugas dalam hal penanganan masalah teknis dan juga organisasi militer. Ia juga berperan sebagai penengah ketika mantan KNIL dan mantan tentara PETA memiliki perbedaan pendapat.

Kemudian ketika TKR menjadi Tentara Keselamatan Rakyat dan kemudian menjadi Tentara Republik Indonesia pada tahun 1945 di bulan januari, Urip Sumoharjo kemudian menjadi panitia besar yang melakukan reorganisasi di badan militer indonesia, kemudian ia juga bertugas melakukan perampingan di tubuh militer Indonesia.

Setelah Belanda berniat untuk menyerang Indonesia, Urip kemudian menyusun kekuatan untuk menyerang Belanda namun tindakannya gagal setelah pemerintah Indonesia berdiplomasi dengan Belanda melalui perjanjian Renville, adanya perjanjian ini membuat Urip Sumoharho tidak setuju, ia lebih suka dengan taktik perang gerilya seperti yang dilakukan oleh jenderal Sudirman dan A.H Nasution. Alasan Urip tidak setuju dengan perjanjian ini adalah perjanjian tersebut sengaja dibuat oleh Belanda agar mereka bisa menyusun kekuatan untuk melakukan agresi militer di Indonesia.

Kurang percayanya Urip Sumoharjo terhadap militer membuat ia akhirnya keluar dan memutuskan untuk mengundurkan diri, namun ia masih dipercaya sebagai penasihat menteri pertahanan dan juga penasihat wakil presiden Mohammad Hatta dibidang militer. Ketika Amir Sjarifudin sebagai Menteri Pertahanan ketika itu mulai mengumpulkan tentara-tentara yang berhaluan kiri, Urip Sumoharjo kemudian mulai menaruh curiga dan melakukan kecaman atas tindakan tersebut.

Akhirnya usahanya bersama dengan Jenderal Sudirman yaitu menggabungkan pasukan dari kalangan masyarakat umum atau biasa disebut laskar tentara dan TRI (Tentara Nasional Indonesia) berhasil pada tanggal 2 juni 1947 dan kemudian resmi bergabung dengan nama TNI (Tentara Nasional Indonesia), Urip Sumoharjo sendiri mendirikan sebuah akademi militer untuk merekrut calon-calon tentara untuk Republik Indonesia yang berdiri di Yogyakarta.

Urip Sumoharjo Wafat
Hingga kemudian kondisi kesehatan Urip Sumoharjo terus melemah dan dirawat oleh Dr. Sim Ki Ay, namun pada tanggal 17 November 1948, Urip Sumoharjo wafat setelah penyakit jantung menyerangnya selain itu ia juga mengidap penyakit TBC. Tanggal 18 November 1948 ia kemudian dimakamkan di Taman Makam Pahlwan Semaki, Yogyakarta dan pangkatnya dinaikkan menjadi Jenderal secara anumerta. Urip Sumoharjo tidak memiliki keturunan atau anak kandung, adapun anak angkatnya yaitu Abby juga meninggal dunia tiga tahun setelah Urip Sumoharjo wafat tepatnya tahun 1951 karena penyakit malaria dan kemudian menyusul istri Urip Sumoharjo yaitu Rohmah Soebroto yang wafat di tahun yang sama pada bulan Oktober.

Urip Sumoharjo kemudian diberi gelar pahlawan nasional bersamaan dengan Jenderal Sudirman oleh pemerintah melalui keputusan presiden Soekarno pada tahun 1964. Nama Urip Sumoharjo kemudian banyak digunakan atau diabadikan sebagai nama jalan di banyak wilayah di Indonesia.

Biodata Urip Sumoharjo - Pahlawan Nasional Indonesia
Nama : Jenderal Urip Sumoharjo
Nama Lahir : Muhammad Sidik
Tempat tanggal Lahir : Purworejo, 22 Februari 1893
Wafat : Yogyakarta, 17 November 1948
Agama : Islam
Istri : Rohmah Soebroto
Anak : Abby (Anak angkat)
Pangkat :
  • Letnan Jenderal
  • Jenderal (anumerta)
  • Operasi Revolusi Nasional Indonesia

Tanda Kehormatan/Penghargaan Urip Sumoharjo
  1. Bintang Sakti (1959),
  2. Bintang Mahaputra (1960),
  3. Bintang Republik Indonesia Adipurna (1967),
  4. Bintang Kartika Eka Pakçi Utama (1968).
  5. Pahlawan Nasional Indonesia

Sumber: 100%

Biografi Lengkap Mark Zuckerberg — Pendiri Facebook


Mark Zuckerberg lahir pada 14 Mei 1984 di White Plains, New York, Amerika Serikat. Ia adalah pemrogram komputer, dan dikenal telah menciptakan jejaring social Facebookyang sering kita gunakan sehari-hari. Dengan berkembangnya zaman, kini Mark Zuckerberg menjadi perbincangan dunia, karena sahamnya sudah bernilai sangat banyak. Facebook itu sendiri didirikan pada tahun 2004 oleh Mark Zuckerberg dan teman sekelasnya ketika masih menjadi mahasiswa di Universitas Harvard. 

Mark Zuckerberg dilahirkan sebagai anak kedua dari empat bersaudara. Ayahnya bekerja sebagai dokter gigi dan ibunya sebagai psikater. Saat proses mendirikan jejaring social Facebook, Mark Zuckerberg masih berumur 24 tahun, cukup muda untuk menghasilkan miliaran-miliaran juta saat ini. Memang saat kecil Mark Zuckerberg suka sekali bermain-main dengan komputer, Mark Zuckerberg suka mengotak-atik komputer, lalu mencoba dan belajar berbagai program komputer.

Saat bersekolah di sekolah menengah Phillips Exeter Academy, Mark Zuckerberg dibelikan komputer oleh ayahnya. Di saat asyiknya mempunyai komputer baru, Mark Zuckerberg dan temannya membuat plugin untuk MP3 player Winamp, bisa dibilang itu program pertamanya. Setelah itu Mark Zuckerberg mengirim programnya ke berbagai perusahaan termasuk AOL (America Online) dan Microsoft. Dan pada hari keberuntungannya, Mark Zuckerberg direkrut oleh Microsoft dan AOL untuk bekerja sama.

Awal mulanya, di universitas Mark Zuckerberg tidak dibagikan buku mahasiswa yang isinya foto dan identitas mahasiswa di sana. Dan di situ lah Mark Zuckerberg menemukan ide bagus untuk membuat buku direktori mahasiswa secara online, yang kini kita sebut dengan Facebook. Tetapi Mark Zuckerberg waktu itu belum membuat Facebook. Project pertama yang dibuat bernama CourseMath (www.coursemath.com), ia membuat itu bertujuan agar teman-teman sekelasnya mudah untuk berkomunikasi satu sama lain di website itu. Suatu hari Mark Zuckerberg pernah menyabotase data mahasiswa untuk dimasukan ke dalam websitenya Facemash, banyak data dan foto teman-temannya di website itu. Isengnya lagi, Mark Zuckerberg pun menuliskan kalimat kepada pengunjungnya untuk menentukan mana dari foto-foto itu yang paling hot. Inilah yang membuat websitenya itu banyak dikunjungi. 

Di sensasi yang heboh tersebut, akhirnya pihak Harvard mengetahui apa yang Mark Zuckerberg lakukan, dan memutuskan sambungan internetnya. Mark Zuckerberg pun mengakui perbuatannya lalu meminta maaf, walaupun Mark Zuckerberg berkata bahwa data-data ini harus tersedia secara online.

Setelah puas dengan kejadian itu, Mark Zuckerberg pun membuat website sosial media yang diluncurkan pada 2004. Facebook yang dibuatnya lebih sempurna dan maksimal dari Facemash. Tujuan utamanya tetap untuk tempat pertemuan antara teman-temannya. Tak hanya itu, Facebook pun membantu komunikasi lebih mudah dengan keluarga, dan rekannya. Dan setelah beberapa minggu, mahasiswa Harvard pun sudah menjadi pengguna Facebook. Bahkan tidak hanya teman kampusnya, orang di luar kampusnya pun juga ingin menjadi pengguna Facebook. Ini membuat Mark Zuckerberg kewalahan, karena sudah mulai banyak penggunanya, teman-teman Mark Zuckerberg pun membantu mengembangkan Facebook.



Dengan berjalannya waktu, jumlah anggota Facebook itu benar-benar menjadi tambang emas. Mark Zuckerberg menawarkan investasi pada perusahaan lain yang mau bergabung mengembangkan Facebook.



Mark Zuckerber menikah dengan Priscilla Chan pada 2012, dan pada 2015 memiliki anak bernama Maxima Zuckerberg.

Sumber: 100%